BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 09 Desember 2012

Resume Bab 5 Hubungan Internal dan Eksternal Public Relations

5.1 Hubungan Internal
            Internal relations (hubungan internal) adalah kegiatan PR untuk membina hubungan dengan publik internal, seperti karyawan, para manajer, top management, dan para pemegang saham (stockholders) agar citra dan reputasi organisasi atau perusahaan tetap positif dimata public internal.
5.1.1 Hubungan Karyawan
Sebuah organisasi, lembaga atau perusahaan jangan berharap memperoleh hubungan komunitas yang baik apabila para karyawannya tidak diberikan informasi atau diberikan informasi yang salah. Kegagalan yang serius dalam komunikasi karyawan menciptakan kelambanan pegawai, ketidakefisienan, produktivitas menurun, semangat kerja menurun, mungkin timbul pemogokan, serta masalah lain yang menimbulkan dan merugikan organisasi, lembaga atau perusahaan, misalnya penjualan produk jasa menurun, keuntungan berkurang, juga citra dan reputasinya menjadi negatif (Moore, 2004 : 348).
Dalam melakukan hubungan dengan karyawan, banyak cara dan media yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan. Diantaranya:
1.      Komunikasi lisan antar persona. Komunikasi lisan antarpersona merupakan metode berhubungan dengan karyawan yang paling efektif.
2.      Sistem pidato secara kelompok. Di pabrik atau di kantor, sistem ini biasanya digunakan untuk menyebarkan informasi penting secara cepat dan tepat, tanpa harus memanggil karyawan dari pekerjaannya. Siaran dari manajemen puncak melalui pengeras suara yang disebar di setiap unit pabrik atau kantor.
3.      Sistem informasi telepon. Untuk memberikan informasi kepada karyawan tentang masalah organisasi, lembaga, atau perusahaan, beberapa perusahaan besar telah menggunakan pelayanan informasi melalui telepon kepada karyawannya.
4.      Rapat merupakan media komunikasi yang lazim dilaksanakan manajemen dengan karyawan.
5.      Siaran televisi terbatas. Siaran televisi terbatas (internal) yang menggambarkan kemajuan dan pelaksanaan perusahaan digunakan perusahaan besar dalam melakukan komunikasi dengan para karyawannya.
6.      Gelanggang terbuka (open house). Gelanggang terbuka yang ditunjukan untuk karyawan dan keluarganya memberikan kesempatan kepada pihak manajemen untuk berkomunikasi dengan para karyawan.
7.      Kunjungan pelaksana ke berbagai bagian.
8.      Surat manajemen. Surat manajemen yang memaparkan masalah perusahaan yang sangat penting disebarkan kepada karyawan oleh pengawas atau dikirim ke rumah karyawan.
9.      Surat kabar atau majalah karyawan.
10.  Papan pengumuman
11.  Pameran produk, bahan baku dan produk akhir memberikan kesan kepada karyawan berkenaan dengan peranannya dalam menghasilkan produk tersebut.
12.  Laporan keuangan. Untuk memberikan informasi kepada karyawan tentang keuangan perusahaan dan memperbaiki kesalahpahaman tentang penghasilan, laporan keuangan sementara dan laporan keuangan tahunan disebarkan kepada karyawan.
13.  Iklan surat kabar atau majalah perusahaan. Iklan yang dipasang di surat kabar atau majalah perusahaan memberikan informasi kepada karyawan dan keluarganya tentang kegiatan perusahaan.
14.  Buku penuntun atau pedoman karyawan. Digunakan untuk memberikan informasi kepada karyawan tentang kebijaksanaan, prosedur, jam kerja, gaji, keuntungan serta ketentuan dan peraturan.
15.  Amplop daftar gaji. Amplop daftar gaji digunakan untuk memberikan informasi  kepada karyawan tentang perubahan gaji, pensiunan, dan asuransi kelompok.
16.  Kaset, film dan slaid media komunikasi karyawan yang utama. Pita serta film digunakan untuk memberikan informasi kepada karyawan baru tentang sejarah perusahaan, organisasi, produk dan ketentuan karyawan.
17.  Rak baca yang diisi buku mini tentang masalah perusahaan, politik, ekonomi, sosial, kesehatan, penghematan, keamanan, hobi, masakan, olahraga dan hal-hal yang menarik lainya untuk para karyawan.

5.1.2 Hubungan Pemegang Saham 
            Tujuan hubungan pemegang saham adalah untuk membangkitkan perhatian pemiliki pada perusahaan; menciptakan suatu pengertian yang lebih baik antara perusahaan dan para pemilik saham denga komunitas finansial; membujuk para pemegang saham untuk memakai dan menganjurkan pembelian produk perusahaan; mengurangi pergantian para pemegang saham dan mempromosikan pemilikan saham sebagai suatu investasi jangka panjang; mengurangi kritik pemegang saham dan oposisi terhadap manajemen; memantapkan pasaran untuk jaminan perusahaan; meningkatkan prestise atau gengsi sebuah perusahaan di antara para pemilik; mendapatkan kesetiaan para pemegang saham untuk menjamin pengendalian operasi oleh manajemen; memperoleh dukungan para pemegang saham sebagai suatu sumber modal baru; menciptakan minat para investor baru dan meningkatkan modal tambahan; mendapat rekomendasi yang baik dengan jaminan perusahaan dari para penasihat investasi dan analis jaminan; dan mendapat  dukungan pemegang saham untuk proyek-proyek PR (Moore, 2004 : 365)
5.2 Hubungan Eksternal
            External relations (hubungan eksternal) adalah kegiatan PR yang melakukan hubungan dengan publik eksternal sebuah organisasi atau perusahaan, seperti pers, pendidik, dan para pemuka pendapat. Sebagai analogi, seorang PR itu satu kaki berada di organisasi atau perusahaan dan satu kakinya lagi berada di publik. Artinya, kaki seorang PR itu harus merentang.
5.2.1 Hubungan Distributor-Dealer
            Kebanyakan perusahaan besar memasarkan produknya melalui grosir (wholesaler) dan pengecer (retailer) yang mencakup publik. Perusahaan tidak dapat maju tanpa organisasi dealer yang berhasil. Begitu pula seorang dealer tidak akan berhasil jika tidak menjual produk-produk yang dibuat oleh perusahaan yang berhasil.

5.2.2 Hubungan Pemasok
            Ketergantungan para pengusaha kepada para pemasok (supplier) komponen produk meningkat selama bahan dan proses yang semakin khusus menjadi terlihat dalam produksi peralatan yang ilmiah dan rumit, serta produk-produk teknis yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan industri, militer, dan publik konsumen meningkat. Dalam hubungan ini, kedudukan pemasok semakin bertambah penting. Para pengusaha pabrik percaya kepada pemasok bahan mentah, suku cadang, aksesoris, perkakas, dan mengoperasikan perbekalan untuk produksi dan operasi. Para pemasok makanan, obat-obatan, perangkat keras, pakaian, perabot rumah, bahan bakar, dan beribu-ribu produk lainnya untuk dijual kembali kepada komsumen utama (Moore, 2004 : 403-404).
5.2.3 Hubungan Komunitas
            Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup di tempat yang sama, berpemerintahan sama, dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang umumnya turun-temurun. Orang hidup dalam komunitas dengan lembaga-lembaganya yang membuat mereka saling bergantung  satu dengan lainnya. Mereka tidak dapat menikmati kehidupan yang baik tanpa lembaga-lembaga tersebut. Begitu pula lembaga itu hanya dapat hidup dengan izin mereka. Organisasi bisnis ada di antara lembaga-lembaga komunitas yang lebih penting. Bisnis membantu komunitas dengan menyediakan pekerjaan tetap, gaji yang layak, dan keuntungan finansial; dengan membeli barang-barang dan jasa dari pemasok lokal; dengan membayar pajak untuk kelangsungan pemerintahan setempat; dengan menyumbangkan proyek sosial dan kebudayaan; dengan menjalani semua peran kehormatan sebagai warga yang baik. Dengan demikian, lembaga bisnis yang maju berada pada posisi untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas tersebut (Moore, 2004 : 415).
5.2.4 Hubungan Pendidikan
            Kebutuhan yang sama akan hubungan yang lebih erat antara komunitas bisnis dan komunitas pendidikan adalah jelas. Banyak tujuan dan teknik serta masalah pendidika merupakan realitas dalam bisnis. Perusahaan memberikan sumbangan penting untuk pendidikan dengan menyediakan perlengkapan dan bahan-bahan pelajaran. Para pendidik meningkatkan hubungannya dengan perusahaan (industri dan perdagangan) melalui kunjungan untuk mengetahui bagaimana fungsi industri. Bahan-bahan pendidikan harus diterima dan disetujui para administrator dan guru sekolah. Bantuan pengajaran sebaiknya dirancang untuk memberikan memecahkan masalah instruksional khusus (Moore, 2004 : 441-443).
5.2.5 Hubungan Pemerintah
            Suatu perkembangan penting dalam PR adalah terjadinya hubungan yang lebih erat antara perusahaan, asosiasi dan perserikatan dengan pemerintah, serta semakin meluasnya keterlibatan lembaga-lembaga swasta dalam permasalahan masyarakat (dimana selama ini permasalahan masyarakat lebih banyak ditangani pemerintah). Kepentingan bisnis dan pemerintah menjadi satu serta saling menguntungkan, dan kalangan bisnis tidak menganggap lagi pemerintah sebagai lawan, tetapi sebagai mitra kerja (Moore, 2004 : 469)
5.2.6 Hubungan Legislatif
            Program hubungan legislatif harus direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kajian yang saksama dalam kebijaksanaan perusahaan, yang diawali konsultasi dengan manajemen. Hubungan yang baik seyogianya diupayakan dengan para pembuat undang-undang. Perusahaan sebaiknya bekerja sama dengan organisasi bisnis lainya dalam melaksakan program pendidikan untuk memberikan informasi kepada para karyawan dan masyarakat mengenai persoalan politik. Tanggung jawab dan wewenang kegiatan politik perusahaan sebaiknya dibebankan kepada seseorang dan dibantu staf, yang melaporkan kepada manajemen untuk menjamin apakah suatu program legislatif tentang banyak hal sudah terkoordinasi dengan kepentingan masyarakat (Moore, 2004 : 473-474)
5.2.7 Organisasi Hubungan Pemerintah
            Perkembangan hubungan legislatif dan masalah masyarakat secara logis merupakan tanggung jawab PR. Ada pula yang ditangani bagian hukum, suatu panitia hubungan pemerintah yang terpisah atau suatu badan hubungan pemerintah dari luar yang bekerjasama dengan staf PR dan staf hukum. Dalam keseluruhan kegiatan, pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab manajemen, yang dibantu pimpinan perusahaan dan staf (Moore, 2004 : 475-476)
5.2.8 Lobi dan Hubungan Pemerintah
            Istilah lobi (lobbying atau lobbyist) mengandung banyak arti. Dalam pengertian luas, istilah lobi itu sering digunakan secara bergantian dengan istilah pressure group (kelompok penekan) yang berarti suatu organisasi atau orang-orang yang melakukan kegiatan dengan sasaran akhirnya adalah memengaruhi keputusan para pembuat undang-undang (Kongres di Amerika, dan MPR untuk membuat ketetapan, DPR membuat undang-undang di Indonesia). Istilah lobbyist pertama kali tercatat pada tahun 1829 yang terungkap dalam buku Karl S. Chirfgiesser yang berjudul The Lobbyist. Istilah ini muncul sebagai lobby-agent, yang berarti seseorang yang acapkali mengunjungi ruang lobby gedung-gedung pemerintah untuk berbicara dengan para pejabat atau para legislator (Moore, 2004 : 480).
5.2.9 Hubungan Konsumen
            Kegiatan hubungan konsumen dari beberapa perusahaan industri dan perdagangan berpusat pada publik pelanggan. Para pelanggan merupakan salah satu aset perusahaan yang paling berharga. Mereka merupakan sumber penjualan barang, testimonial, dan acuan; mereka merupakan sumber utama pelanggan baru. Hanya dibutuhkan waktu dan pengeluaran sedikit untuk mempertahankan seorang pelanggan daripada mencari pelanggan baru. Perusahaan berusaha mempertahankan itikad baik para pelanggan dengan berhubungan secara teratur melalui perwakilan perdagangan, melalui surat, pertemuan, penelitian, dan dengan pengiriman per pos surat kabar atau majalah dan buku perusahaan secara teratur. Kepuasan pelanggan sangat bergantung pada pemakaian dan pemeliharaan yang tepat dari berbagai produk. Buku mini menerangkan pengolahan makanan dan minuman yang tepat. Buku pedoman menyajikan bimbingan kepada para pelanggan dalam menjalankan dan memlihara produk mekanik yang tepat. Para pelanggan secara berkesinambungan diberi informasi mengenai perkembangan produk dan perlengkapan baru untuk memungkinkan mereka melakukan penghematan, kepuasan, jaminan keamanan, meningkatkan daya guna dalam penggunaannya (Moore, 2004 : 506)
Public dan Kelompok Sosial Tidak Teratur
  • Public adalah sejumlah orang yang dengan suatu cara mempunyai pandangan yang sama mengenai suatu masalah, setidaknya mempunyai kepentingan yang sama tentang suatu hal. Sejumlah orang tersebut yang satu dan yang lain tidak saling mengenal, tetapi sebenarnya mempunyai perhatian dan minat yang sama terhadap sesuatu masalah (Emory Bogardus, dalam Djoenaesih-S. Sunarjo, 1984 : 20)
  • Massa terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai lapangan dan tingkatan yang heterogen dalam masyarakat. Massa adalah kelompok yang anonim atau lebih  tepat terdiri dari individu-individu yang anonim atau tidak saling kenal satu sama lain dan umumnya terpisah secara fisik satu sama lain. Massa berada dalam interaksi yang sebentar atau berubah karena pengalaman antara para anggota massa. Mereka tidak mempunyai kesempatan saling mempengaruhi seperti halnya pada crowd (kerumunan). Organisasi pada massa sangat longgar dan tidak mampu untuk bertindak dengan memusatkan atau mempersatukan sasaran sebagai kerumunan (Herbert Blumer, dalam Djoenaesih-S. Sunarjo.  1984 : 4)
  • Khalayak adalah pengguna jasa media massa, seperti pendengar radio, penonton televisi, pembaca surat kabar dan majalah (diadaptasi dari Endang S. Sari. 1993 : 4)
  • Kerumunan (crowd) adalah kehadiran orang-orang secara spontan, sedikit banyaknya batas kerumunan, sebatas mata dapat melihatnya dan telinga dapat mendengarkannya. Kerumunan tersebut akan segera hilang atau lenyap kalau orang-orangnya telah bubar. Karena itu, kerumunan merupakan kelompok sosial yang bersifat sementara dan tidak terorganisasi (Soerjono Soekamto, dalam Djoenesih-S. Sunarjo. 1984 :10)
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro. 2011. Handbook of Public Relations Pengantar Komprehensif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media

0 komentar:

 

My Backgrounds